Senin, 22 September 2008

Hujan Pukulan Ke Tubuh Wartawan

Tanpa perlu menunggu waktu lama bagi Hengky untuk segera beranjak dari tempat duduk. Sabtu (20/9) sekitar pukul 22.00 WIB, stringer RCTI untuk Bintan ini langsung menuju sepeda motor. Bersama beberapa rekan seprofesinya, ia lajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.
Yang ada di fikirannya bagaimana mendapat momen bagus dari keributannya dari informasi yang diterima. Mengambil gambar, lalu menghasilkan berita aktual yang menarik disimak pemirsa stasiun televisi swasta tempat ia menjadi stringer. Beberapa rekan yang bersamanya di Batu 9 tadi, ia tinggal cukup jauh di belakang.
Dalam waktu sekejap motor besar yang dia kendarai, tiba yang dimaksud. Informasi yang diterima akurat. Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Batu 3, Jalan MT Haryono, suasana ketika itu nampak ramai. Mata-mata orang disana tertuju pada sekelompok pria berambut cepak merengsek mendesak seorang pria berpakaian seragam sekuriti.
"Waktu samapai di sana, pas sekuriti sedang dipukuli," kata Hengky.
Otak wartawannya bekerja. Tanpa menunggu lama, ia segera mengeluarkan senjatanya, berupa handycamp dari dalam tas, dan langsung mengarahkannya ke pengeroyokan yang sedang terjadi itu. Tiap adegan dia rekam.
Tapi, Hengky bekerja tidak sampai lama. Beberapa orang kemudian mendekatinya. Sebelum menjadi sasaran amukan, Hengky sempat menjelaskan kalau dirinya adalah wartawan. Tapi, orang-orang emosi yang tida diingat jumlahnya oleh Hengky kemudian menyarangnya.
Pukulan demi pukulan dia terima. Demikian juga dengan tendangan. Menurut Hengky, ketika itu dia benar-benar menjadi bulan-bulanan. Dia mengaku juga diinjak-injak.
Hengky benar-benar tidak dapat berbuat banyak. Dia bahkan tidak sadar kalau handycamp miliknya hilang. Dia baru menyadarinya setelah pengeroyoknya yang hanya diingatnya berjumlah banyak itu pergi meninggalkannya.
Yang dirasanya saat itu adalah rasa sakit disekujur tubuh. Mata kanannya memerah, dahi dan bawah mata kirinya robek. Sementara mulutunya nyonyor akibat dihujani pukulan.
"Aku tak tahu apa kawan-kawan yang berada dibelakang, melihat (saya dikeroyok). Soalnya mereka cukup jauh tinggal di belakang," ujar Hengky.
Putra, stringer Indosiar yang bersama Hengky berangkat, mengaku tidak sempat menjumpai Hengky dikeroyok. Sesampainya dia di SPBU Batu tiga, suasana memang ramai. Tapi, orang-orang yang mengeroyok Hengky telah pergi.
"Aku tertinggal jauh. Motorku tidak bisa mengejar. Aku tertinggal mulai dari Batu Delapan," kata Putra.
Usai mengalami kejadian tersebut, Hengky kemudian melaporkan kejadian yang dia alami ke Mapolsekta Bukit Bestari. Tak lama di sana, beberapa petugas intel, serta Polisi Militer dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) Wilayah IV datang. Hengky, Ismail (operator SPBU), dan Udin Syamsudin (petugas sekuriti), dibawa petugas tersebut ke Markas POMAL di Jalan Merdeka, untuk dimintai keterangannya.


*Kejadian yang dialami Hengky bagi saya perlu dijadikan pembelajaran. Tidak menutup kemungkinan bagi saya, dan rekan-rekan jurnalis yang lain akan mengalami hal yang sama. Dia bisa jadi wartawan yang punya harapan mendapatkan pemberitaan yang bagus, gambar yang baik. Kejadian ini bisa menjadi guru untuk kita lebih berhati-hati damal bertugas. Dimana keselamatan diri adalah sesuatu yang tidak bisa dinafikan sesuatu hal yang penting. Dengan selamat, kita bisa menentukan langkah selanjutnya. Membuat laporan, tanpa mengalami cedera.

Tidak ada komentar: