Senin, 09 Maret 2009

Tanjung Sebauk




Matahari belum lagi seperempat turun di upuk barat. Siang itu, Minggu (9/3/09), seorang pemuda berjibaku dengan asin laut Tanjung Sebauk, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Matanya memicing menembus bening air. Sekejab, tangannya yang berpeluh cepat melesat ke dalam air. Satu hewan sebangsa siput sudah berada dicengkramannya. Orang Melayu menyebut hewan itu dengan nama gong gong, hewan yang menjadi makanan khas laut di Tanah Melayu ini.

Sudah hampir dua jam dia melakukan itu. Sudah lebih 100 biji gong gong masuk ke dalam jaring khusus yang sudah disiapkan. "Dapat dua ratus saja sudah cukup," kata pemuda bernama Almi (28) itu. Dengan memperoleh 200 biji gong gong, berarti Almi sudah mengantongi uang Rp50 ribu. Tiap 100 gong gong dia jual seharga Rp25 ribu.

Setelah hasil tangkapannya dirasa cukup, Almi pun lalu beranjak
pulang. Gong gong siap dijual dan kemudian diolah untuk disantap pemburu kuliner di kelong-kelong (restauran laut) yang terdapat di bibir pantai Tanjung Sebauk.(andre)










1 komentar:

Linda mengatakan...

keren banget....^^