Jumat, 27 Februari 2009

IBU



ibu
ingatkan kita nama itu
di saat tubuh menggunungkan perut
menyesak dada
membuatnya sulit bergerak
sekalipun merangkak

lembaran daging perutnya
sering kali ditunjang dari dalam
mana ada dia marah
jemarinya penuh kasih membelai
kulit perut seakan kepala

kita mungkin lupa tapi dia melupakan
di saat nyawanya hampir meregang
ketika kita tetap memaksa melihat alam

sakit:
namun tersenyum ia ketika kita menangis
dia mati suri
tapi kita malah merengek meminta tetek

ingatkah kita
ketika sari tubuhnya menyusut
karena selalu kita hisap

ingatkah
ketika waktu-waktunya digadaikan
malamnya jadi siang
siangnya harus gelap

sempit untuknya senggang untuk kita
gelap untuknya terang untuk kita
lapar baginya kenyang buat kita
sedih untuknya bahagia buat kita

ingatkah
air kasih itu terus mengalir
merubah nila menjadi susu
meronakan gelap
menyulap pekat
asanya milik kita
harapannya tak lain kita

ingatkah
ketika sajadahnya basah
menggenang air mata
memuji tuhan namun bukan untuknya
melainkan untuk kita

kini
masih ingatkah kita kepadanya
sang pemilik surga di telapak kaki itu

(26 Februari 2009)

1 komentar:

Citra Pandiangan mengatakan...

Jelas masih ingat donk