Senin, 27 Oktober 2008

Kecewa Meratap Diri

Senja usiaku kini
Tapi terang tak tau kemana arah
Burung tak lagi berkicau
Sawah kini sepi karena burung pemakan padi telah pulang ke sarang

Angin-angin kala itu kian kencang mengepakkan sayap…
Menerpa pohon, menggoyang dahan
Rambut usangku yang acak tersibak
Pori-pori menggeliat dingin


Tapi aku masih berdiri….
Berdiri di tengah sepi, tegak menatap hampa sunyi


Tak ku sadar hari kian gelap
Sebentar lagi akan gulita
Semestinya aku sudah duduk dekat peraduan ….
Memelintir tasbih, melafas ucapan suci


Tapi aku masih berdiri dalam gelap
Sesat menahan langkah
Bukan tak mau berjalan
Khianat membelengguku…


Sesat menyedot darah tobat
Menarik kerongkongan supaya aku tak bisa berucap astaghfirullah
Jantung dan hati hitamku yang melarang jangan kamu bermunajat
Organku jadi siluman, membuat pilihan berbuat dosa


Aku sekarat ingin pulang
Aku tak ingin berdiri di sini dimakan srigala hutan
Aku tak ingin daging tersayat nista


Biadab…..
Aku tak ingin hanya meratap diri
Aku ingin bertobat, kembali ke Tuhan dengan suciku


Ku berharap badai yang datang
Angin biasa tak ada guna


Awan… Menggumpallah engkau menghitam
Buatlah petir, sambarlah tubuh nistaku dengan kuasamu itu
Sadarkan aku dari lamunan pembawa petaka ini
Hancurkan, pecahkan bongkah batu yang mengerat ditelapakku


Gerakkanlah kakiku berjalan
Cepat…. Aku ingin pulang

Senin, 06 Oktober 2008

Bapak Hamili Anak Tiri


"Teganya Bapak Setubuhi Meski Aku Sakit"

Tubuh dan wajah Delima (nama samaran) nampak tidak sepadan dengan usianya yang 18 tahun. Ia nampak begitu kurus terbaring di salah satu ruang di Pavilium Cempaka RSUD Tanjungpinang. Kulit wajahnya mengkerut karena kurus itu. Kondisnya begitu lemah. Untungnya, janin berusia 4 bulan dalam kandunganya dikabarkan sehat oleh dokter. Bakal bayi itu adalah buah perbuatan Sariono (38). Bapak tiri yang disapanya dengan nama Reok.

Senin (6/10) kemarin, masih nampak jelas trauma di wajah Delima. Ia terlihat depresi dan tidak dapat bercerita banyak. Baik kepada dokter, polisi, atau wartawan. Demikian pula kepada ibu, saudara, bahkan sanak famili yang menungguinya pagi kemarin.Delima hanya dapat terbaring lemas di ranjang pavilum khusus untuk ibu hamil itu. Jarum infus melekat di lengan. Kemeja serta celananya terlihat longgar. Dia sama sekali tidak bersuara saat para medis mengangkatnya ke ranjang tersebut usai diperiksa dokter.

Menurut dokter sepesialis kandungan yang memeriksanya, kondisi lemah Delima diakibatkan kurangnya makanan serta minuman yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, dia terlalu banyak memiliki beban fikiran.

"Dari hasil pemeriksaan, janin dalam keadaan sehat. Usianya memasuki empat bulan," kata dokter.

Menurut dokter juga, tidak didapati tanda-tanda pemerkosaan dialami korban.

"Bisa jadi persetubuhan dilakukan dalam ancaman," ujar dokter lagi.

Delima dirawat di RSUD Tanjungpinang pagi kemarin. Yang mengantarnya adalah petugas dari Polsekta Tanjungpinang Kota. Sehari sebelumnya, pihak Polsek TPI Kota menerima laporan dari Sl (48), ibu korban. Katanya, Delima telah dicabuli oleh suaminya Sariono alias Reok, yang merupakan bapak tiri dari anaknya.

Dikatakan Sl, sekitar pukul 08.00 WIB pada Minggu (5/10), dia mendapati Delima muntah-muntah di kamar mandi tempat tinggal mereka di Kampung Bugis. Dia awalnya hanya bertanya. Tapi Delima lebih pilih diam. Atas diam itu, Sl lalu berinisiatif mengajaknya ke bidan terdekat.

Setelah diperiksa air kencing (tes urine), ternyata Delima diketahui positif mengandung.
"Siapa yang menghamilimu?" tanya Sl ketika itu. Delima kemudian menjawab. Wajahnya sedikit takut.

"Bapak!" jawab Delima.

Bukan main terkejutnya Sl ketika itu. Dia tidak terima, nyaris pingsan. Pagi itu juga, Sl kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek TPI Kota. Berdasar laporan tersebut, seperti diterangkan Kapolsek TPI Kota AKP Darmawan kemarin, pihaknya kemudian mencari keberadaan Reok.

"Reok langsung kabur saat dia tahu istrinya datang ke kantor polisi. Dia tidak ada di rumah," kata Darmawan.

Setelah melakukan perburuan terhadap Reok, polisi pun akhirnya berhasil membekuk pemulung tersebut. Dia didapati sedang berada di sebuah rumah di Sungai Kecil, Kabupaten Bintan, Senin (6/10) sekitar pukul 01.00 WIB. Kata Kapolsek, Reok telah sempat tiga kali berpindah tempat.

Dari pemeriksaan yang dilakukan polisi, Darmawan mengatakan tersangka mengakui telah mencabuli korban lebih dari 10 kali. Keterangan itu menurutnya tidak senada yang disaampaikan korban. Kepada polisi Delima mengaku, korban disetubuhi lebih dari 20 kali. Kepada polisi Delima juga mengaku pernah digagahi bapak tirinya itu saat dia sedang sakit.
Terhadap Reok, polisi menjeratnya dengan pasal 294 KUHP. Ancamannya 7 tahun penjara.

Sering Ngintip Tidur dan Mandi

Di kantor polisi, Reok mengaku menyesal. Penyesalan itu bahkan disebutnya sudah dirasakannya setiap usai menggagahi anak tirinya.

"Tak tahulah. Mungkin karena saya terpengaruh setan," katanya singkat.

Menurut Reok, pertama kali dia mencabuli Delima pada sekitar bulan April lalu. Petaka terhadap Delima berawal ketika Reok menawarkan memijat tubuh anak yang dia asuh sejak mengawini ibunya 8 tahun silam.

"Dia saat itu mengeluh pegal. Jadi saya pijat," katanya.

Penghuni rumah tempat mereka tinggal berjumlah 4 orang. Delima, Reok, ibu Delima, dan adik tiri Delima berusia 8 tahun. Pengakuan Reok, saat dia memijat Delima itu, suasana rumah sepi. Adik tiri Delima sedang tidur, sedang ibunya pergi bekerja memotong ikan. Pundak Delima yang dalam posisi telungkup mulai dipijat.

Entah setan mana yang menghampiri Reok ketika itu. Setelah sekian lama kemudian, birahinya bangkit. Tubuh Delima kini dia celentangkan. Satu persatu kemudian pakaian anak tirinya itu dia lucuti. Mulai dari pakaian, hingga akhirnya bugil total.

"Dia tidak marah. Dia diam saja," pengakuan Reok.

Dalam keadaan bugil itu, Reok kemudian mencumbui tubuh sensitif Delima.

"Saat itu dia menolak. Ah, katanya. Saya pun pergi," kata Reok lagi.

Dari kejadian itulah Reok kemudian lama kelamaan kian berani. Selang beberapa hari kemudian, dia pun kembali memijat Delima. Untuk ke sekian kalinya "bermain" yang diistilahkan Reok mengajak Delima untuk bersetubuh gagal. Namun, untuk kesekian kali itu dia akhirnya berhasil mencabuli anaknya.

Menurut pengakuan Reok, lebih 10 kali perbuatan bejat itu dia lakukan.

"Siang terus, tak pernah malam. Saya tidak ada mengancam atau memukul. Terakhir, perbuatan itu saya lakukan sehari sebelum puasa. Tidak pernah juga saya gituin dia waktu dia sakit. Kalau sakit, saya memang tahu. Pernah dia saya ajak ke dokter. Tapi dia tidak mau," kata Reok memberi alasan.

Katanya juga, dia sangat menyesal atas perbuatannya itu. Kepergian dia ke Sungai Kecil menurutnya bukan untuk kabur. Melainkan mencari kerja, dan akan kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ditanya perasaan atas perbuatannya mencabuli anak tirinya. Lagi-lagi pria berjambang dan berkumis itu mengaku menyesal.

"Tak tahulah. Mungkin karena saya terangsang sering ngintip dia tidur sama mandi," ujarnya.

Hukum Berat, Bila Perlu Mati Sekalian

Wajah ibu kandung Delima Sl (38) dan salah seorang kakaknya Sm (21) nampak begitu emosi mengenang perbuatan Reok. Terlebih ketika melihat kondisi Delima yang begitu lemahnya.
Diakui Sl, dia sama sekali tidak mengetahui atas perbuatan suaminya selama ini. Dia justru tahu setelah Delima didapatinya muntah-muntah.

"Dia pendiam. Saya tanya kenapa selama ini tidak ngomong, dia bilang takut," kata Sl.

Terhadap kejadian itu, Sl berharap suaminya itu bisa dihukum berat. Terlebih lagi permintaan Sm, kakak kandung Delima. Sm berharap, bapak tiri yang tidak pernah disetujuinya sejak awal menikah dengan ibunya itu bisa dihukum mati.

"Enak-enak saja dia. Sudah dikasih makan, sudah dikasih enak, bikin seperti ini dengan adik saya," kata SM geram.

Terhadap bayi dalam kandungan Delima, Sl mengaku akan merawatnya.